Ujian tinggal
sebulan,, try out pertama ampe ketiga dah lewat, try out dari
provinsi n ujian sekolah,, n ujian
praktek udah hampir selesai. Saat istirahat ada temen sekelasku mw ngomong ama kita sekelas, dy nulis
d papan tulis: “after school,, don’t go home dulu,, because ada “sesuatu” yg
ingin di_speakkan,, .Aku tau pasti itu tentang kunci ujian nasional.
Pelajaran biologi berjalan kaya
biasa’y,, n akhir’y jam 2.15 bel berbunyi menandakan jam pulang sekolah tiba.
Setelah ibu guru keluar kami langsung ke inti permasalahan. Temen ku bilang dy
punya temen yg pengen pergi ke singkawang besok untuk beli kunci,, dy nanya
siapa aja yg pengen beli n besok bawa uang’y 25rbu,, . dy nnanya siapa aja yg
pengen beli n ga beli. Pada saat itu aku sama sekali ga milih n belum mutusin
buuat beli atau nggak. Aku masih ragu- ragu,, bimbang,, galau,, kacau,, antara
pengen beli atau nggak. Jadi dy bilang putusin aja besok, kalo mw beli uang’y
dibawa.
Along the way home, aku terus
mikirin hal itu. kalo aku beli, ku harus nyiapin uang seenggak- enggak’y
seratus ribu. Aku tahu masalah uang bukanlah hal utama, walaupun masalah juga
sih,, tapi masih bisa diusahain. Jalan ini bertentangan dengan komiten hidupku
selama ini. Selama ujian atau yang sejenis’y aja aku jarang banget nyontek,
apalagi liat buku,, ga pernah samma sekali. Apalagi dalam keluargaku kejujuran
merupakan hal yang paling kuat ditanamkan dalam diri kami. Merasa sangat
berdosa n sangat bersalah melakukan hal tersebut.
Kalo aku ga beli, rasa takut itu
kembali mencuat,, takut akan ketidaklulusan. Kalo liat dari hasil try out yang
udah dilakukan, pas TO 1 aku lulus dg peringkat 5 di sekolah, dg nilai
5,6,6,7,7,8. Hasil yg sangat memuaskan dari dalam diriku karena itu merupakan
nilai murni dari hasil kerja ku sendiri. Namun saat TO 2 yang menurutku soal’y
lebih sulit dibandingkan dengan soal TO1 dan banyak soal cacat atau tidak
memilii jawaban d option’y. saat itu hasil’y sangat lucu, nilai keseluruhan aku
ialah peringkat pertama di sekolah, tapi aku tidak lulus karena mentok di MTK
yang hanya dapat 3,50. Oleh karena itulah aku merasa ragu- ragu untuk tidak
membeli kunci.
Namun setelah dipikir- piker,, aku
akhirnya memutuskan untuk tidak membeli kunci,, mengapa ??? karena aku pikir
untuk menentukan kelulusan bukanlah hanya tergantung pada ujian nasional,
melainkan dibantu dengan nilai raport 30%. Aku juga turut meyakinkan diriku
sendiri bahwa aku mampu dengan usahaku sendiri dan semoga Allah menyertaiku.
Aku percaya Allah selalu didekat orang yang ingin mengikuti jalanNya. Semoga
aku tetap dengan keputusan ini, tetap istiqomah, dan selalu di lindungi
olehNya.
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIIMMM..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar