Senin, 26 Maret 2012

GALAU KUNCI


        Ujian tinggal sebulan,, try out pertama ampe ketiga dah lewat, try out dari provinsi  n ujian sekolah,, n ujian praktek udah hampir selesai. Saat istirahat ada temen sekelasku mw ngomong ama kita sekelas, dy nulis d papan tulis: “after school,, don’t go home dulu,, because ada “sesuatu” yg ingin di_speakkan,, .Aku tau pasti itu tentang kunci ujian nasional.
Pelajaran biologi berjalan kaya biasa’y,, n akhir’y jam 2.15 bel berbunyi menandakan jam pulang sekolah tiba. Setelah ibu guru keluar kami langsung ke inti permasalahan. Temen ku bilang dy punya temen yg pengen pergi ke singkawang besok untuk beli kunci,, dy nanya siapa aja yg pengen beli n besok bawa uang’y 25rbu,, . dy nnanya siapa aja yg pengen beli n ga beli. Pada saat itu aku sama sekali ga milih n belum mutusin buuat beli atau nggak. Aku masih ragu- ragu,, bimbang,, galau,, kacau,, antara pengen beli atau nggak. Jadi dy bilang putusin aja besok, kalo mw beli uang’y dibawa.
Along the way home, aku terus mikirin hal itu. kalo aku beli, ku harus nyiapin uang seenggak- enggak’y seratus ribu. Aku tahu masalah uang bukanlah hal utama, walaupun masalah juga sih,, tapi masih bisa diusahain. Jalan ini bertentangan dengan komiten hidupku selama ini. Selama ujian atau yang sejenis’y aja aku jarang banget nyontek, apalagi liat buku,, ga pernah samma sekali. Apalagi dalam keluargaku kejujuran merupakan hal yang paling kuat ditanamkan dalam diri kami. Merasa sangat berdosa n sangat bersalah melakukan hal tersebut.
Kalo aku ga beli, rasa takut itu kembali mencuat,, takut akan ketidaklulusan. Kalo liat dari hasil try out yang udah dilakukan, pas TO 1 aku lulus dg peringkat 5 di sekolah, dg nilai 5,6,6,7,7,8. Hasil yg sangat memuaskan dari dalam diriku karena itu merupakan nilai murni dari hasil kerja ku sendiri. Namun saat TO 2 yang menurutku soal’y lebih sulit dibandingkan dengan soal TO1 dan banyak soal cacat atau tidak memilii jawaban d option’y. saat itu hasil’y sangat lucu, nilai keseluruhan aku ialah peringkat pertama di sekolah, tapi aku tidak lulus karena mentok di MTK yang hanya dapat 3,50. Oleh karena itulah aku merasa ragu- ragu untuk tidak membeli kunci.
Namun setelah dipikir- piker,, aku akhirnya memutuskan untuk tidak membeli kunci,, mengapa ??? karena aku pikir untuk menentukan kelulusan bukanlah hanya tergantung pada ujian nasional, melainkan dibantu dengan nilai raport 30%. Aku juga turut meyakinkan diriku sendiri bahwa aku mampu dengan usahaku sendiri dan semoga Allah menyertaiku. Aku percaya Allah selalu didekat orang yang ingin mengikuti jalanNya. Semoga aku tetap dengan keputusan ini, tetap istiqomah, dan selalu di lindungi olehNya.
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIIMMM..
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar